Kamis, 26 Maret 2015

Review Forever Monday


Judul                    : Forever Monday
Penulis                 : Ruth Priscilia Angelina
Desain Sampul     : Orkha Creative
Penerbit               : PT.Gramedia Pustaka Utama
Tebal/Ukuran       : 320 hlm/20cm
ISBN                   : 978-602-03-1006-0
Genre                   : Romance
Cover dan Sinopsis  :



                Ingga akhirnya mendapatkan hari Senin untuk menjadi pacar Eras, playboy yang punya begitu banyak pacar, satu gadis untuk satu hari. Sampai Ingga bertemu Kale, playboy lainnya yang berparas tampan.
                Kale mengubah hidup Ingga, memberikan warna di hari-hari kelam gadis itu, mengajarinya bagaimana menyanyangi dirinya sendiri. Kale membuat hati Ingga jungkir balik, membuat dunia gadis itu porak poranda dengan segala kasih sayangnya yang aneh.
                Namun itu bukan berarti Ingga telah berpaling dari Eras. Gadis itu tetap mencintai Eras. Bahkan sampai pada saat Kale memintanya secara resmi untuk menjadi pacarnya, Ingga tetap mempertahankan posisinya sebagai pacar hari Senin-nya Eras.
                Hari-hari bergulir, di samping kisah cinta yang rumit, fakta demi fakta bermunculan. Fakta bahwa Eras dan Kale dulu adalah sahabat dekat. Dendam lama yang disimpan rapi selama bertahun-tahun kini menuntut pembalasan. Pembalasan yang akan menghancurkan hidup Ingga dan orang-orang yang disayanginya.


Review :
    Judulnya menarik, Forever Monday. Sebelum membaca sinopsisnya sempet terlintas difikiran saya judulnya aja Forever Monday, jangan-jangan setiap hari adanya cuma hari senin doang lagi. Hiih nggak kebayang deh kalo kaya gitu berarti nggak ada weekend dong. Tapi ternyata dugaan saya salah, Forever Monday disini maksudnya adalah Ingga Yatalana punya kesempatan jadi pacar nya Eras Uparengga, ya walaupun cuma hari senin doang, tapi Ingga sangat senang sekali karena bisa menjadikan hari seninnya yang membosankan untuk menjadi pacar Eras. Kebayang dong disaat pasangan-pasangan lain bermalam minggu ria, tapi tidak dengan Ingga. Disaat yang lain menanti akan hadirnya hari sabtu, lain dengan Ingga. Ia justru menantikan hari senin. Walaupun Ingga sangat antusias sekali menantikan hari senin, tapi tidak dengan Eras. Ia justru selalu meremehkan hari senin dan malahan terkesan nggak peduli bahkan cinta sama Ingga. Setiap ada janji dengan Ingga di hari senin, pasti Eras selalu saja sibuk dan akhirnya nggak bisa bersikap layaknya seorang pacar untuk Ingga. Dan disitu kadang Ingga merasa sedih. Karena dia hanya punya hari senin untuk berkesempatan menjadi pacarnya Eras, walaupun ia tinggal serumah dengan Eras, tapi itu tidak lantas membuatnya bahagia, justru malah kesepian.
     Hari pun silih berganti, tapi tak lantas membuat perlakuan Eras berubah menjadi lebih baik ke Ingga. Justru makin lama malah makin menyebalkan. Misalnya saja ketika Eras baru pulang kerja dan muka nya terlihat letih sekali, Ingga dengan sigap menanyakan apakah eras mau dibuatkan teh atau tidak. Dan Eras pun menjawab buatkan saja susu, ketika susu sudah dibuatkan oleh Ingga, Eras justru sudah tertidur lelap dengan pakaian lengkap ; jas +sepatu yang masih tepakai. Kan ngeselin Ingga udah baik mau menyiapkan segelas susu hangat untuk Eras, eh malah ditinggal tidur. Kesannya jadi nggak terlalu menganggap Ingga itu “ada”. Meskipun perlakuan Eras yang amat menyebalkan itu, Ingga tetap sabar untuk selalu mencintai Eras. Dan biasanya kalo dia lagi kesal dengan sikap Eras, pasti dia selalu cerita ke sahabatnya Rara Andari. Dan sebagai sahabat yang baik, Rara pasti selalu mendengarkan cerita Ingga. Ya walaupun dia sangat kesal jika Ingga selalu menceritakan betapa besar cinta Ingga untuk Eras. Rara pun bukannya nggak punya masalah, dia juga punya masalah, bedanya permasalahan Rara itu bukan tentang cinta ke lawan jenis layaknya pacar, tapi cinta dengan ayahnya. Bagi Ingga hidup Rara menyedihkan, begitu pula sebaliknya. Mungkin itu yang membuat mereka jadi sahabat.
Hidup Ingga masih sama, membosankan. Tapi semua itu berubah ketika ia bertemu dengan Kale Samapta. Ya walaupun Kale ini juga playboy tapi setidaknya ia memperlakukan Ingga dengan lebih baik dibanding Eras. Bersama Kale, Ingga bisa menemukan kebahagiaannya. Bersama Kale pula Ingga bisa mengenal apa itu tertawa bahagia, dan melupakan kesedihannya selama ini. Bersama Kale juga Ingga bisa menikmati hidup di dunia yang singkat ini.
      Sejauh ini ceritanya sangat ngalir dan saya begitu menikmati konflik-konflik yang disajikan oleh penulis. Di pertengahan cerita juga kita akan dikejutkan oleh masa lalu Ingga yang meyebabkan dirinya bisa tinggal serumah dengan Eras. Saya juga salut sama penulis, karna dia menyajikan begitu banyak konflik yang silih berganti dalam satu novel. Jika masalah satu selesai, akan ada masalah lagi yang lebih berat, begitu seterusnya sampai ke halaman akhir. Dan ending nya? Jangan tanyaaaa...... saya pun terkejut dengan ending di novel ini, lebih tepatnya nggak nyangka kalo novel yang saya kira kisahnya manis ini justru malah ber ending seperti itu. Over all saya suka sama ide ceritanya, tapi saya kurang suka sama endingnya hehehe. Ya tapi mungkin itu ciri khas dari penulis kali ya dengan menghadirkan ending seperti itu di setiap tulisannya.
Ending nya juga menjawab pertanyaan awal yang ada dibenak saya, awalnya saya sudah menduga-duga kenapa ini cover novel kok kayaknya “dark” banget gitu, eh ternyata ending nya seperti itu. Mungkin cover novel nya menyesuaikan dengan cerita dan endingnya kali ya. Tapi cover novelnya bagus kok, simple dan cantik. Saya suka.
       
          Dan berikut ini saya kasih Quote-Quote menarik dalam novel ini :
  • ·         Baginya terlalu percaya dan tidak perduli itu beda tipis – Hal 21
  • ·         Kamu tidak bisa menghancurkan hati yang sudah hancur – Hal 48
  • ·         Lihat kan? Kamu selalu menendang orang-orang yang sayang sama kamu. Kayak kamu bisa hidup sendiri aja – Hal 192
  • ·         Ia jatuh cinta pada sesuatu yang sarat harapan, karena ia datang membawa harapan – Hal 228
  • ·         Mereka hanya ingin semua ini berakhir bahagia, ingin meruntuhkan tembok dendam dengan kasih sayang yang coba mereka perkenalkan. Karena tembok itu terlalu tebal, maka kasih yang mereka tawarkan pun tak boleh terlalu cetek dan tipis – Hal 316

       Saya juga mau kritik sedikit masalah typo, kadang kalo lagi asik-asik baca tiba-tiba ada typo kan agak mengganggu ya. Emang sih typo disini hanya sedikit, tapi menurut saya agak mengganggu. Semisal harusnya nama yang tertulis itu Eras tapi malah ditulisnya Kale, begitu pula sebaliknya. Mungkin karena mereka sama-sama memiliki paras tampan dan hampir sempurna kali ya makanya kadang suka salah ketik hehehe. Oh iya sama mau bilang itu warna payung di cover bagian belakangnya kan warna orange, tapi didalam ceritanya dijelaskan bahwa payungnya warna kuning. Ini sebenarnya typo atau bagaimana (?) sebenarnya nggak begitu menganggu sih, cuma jadi bikin rasa penasaran aja. Harusnya kuning atau orange? selain dari masalah typo dan payung, semuanya oke kok :)
Ya mungkin itu saja yang saya ingin sampaikan, dan terakhir... 4 BlueBook untuk Forever Monday ^^


Selasa, 24 Maret 2015

Review Melodi


Judul                      : Melodi
Penulis                   : Dedek Fidelis
Penyunting              : Dedik Priyanto
Penyelaras Akhir     : Diah Utami
Pendesain Sampul    : Fahmi Fauzi
Penata Letak            : Tri Indah Marty
Penerbit                    : Moka Media
Tebal/Ukuran            : 220 hlm/ 12,7 x 19 cm
ISBN                        : 979-795-904-X
Genre                        : Romance
Cover dan Sinopsis    :


                Bagi Kiara, kejutan datang bersama denting piano Pachelbel Canon In D yang dimainkan sosok pemuda di sebuah senja, sepersekian detik selanjutnya, ia jatuh cinta pada pemuda itu.
Namun, saat Kiara merasa telah menemukan cinta pertamanya, ia justru mengalami kecelakaan. Kiara berpikir ia sudah meninggal, tapi sesuatu yang tidak pernah ia percaya terjadi. Kiara mengalami perjalanan waktu; berpindah ke masa depan dan berjumpa dengan banyak hal yang tak pernah ia bayangkan.
Lalu, apakah cinta Kiara menghilang begitu saja seperti halnya waktu yang acapkali menipu?
                                                                                               
                                         Gio
Tidak peduli berapa kali aku akan terlahir kembali dan bertemu denganmu, tidak peduli di mana dan bagaimana kelak kita akan berjumpa, aku aka selalu jatuh cinta kepadamu. Lagi. Dan lagi.
                                        Kiara
Kau masih ingat cinta pertamamu? Aku masih. Dan cinta pertama dalam hidupku hadir dari waktu yang tidak mungkin lagi kita bertemu.

Begitulah sinopsisnya, menarik. Dan membuat kita penasaran bagaimana pengalaman Kiara yang mengalami perjalanan waktu sehingga mengakibatkan dirinya bisa berpindah ke masa depan. Novel ini menceritakan tentang cinta pertama. Semua pasti pernah merasakan sensasi cinta pertama. Ada yang cinta pertama nya berakhir bahagia, tapi tidak sedikit juga yang cinta pertamanya tidak berjalan dengan mulus dan sukses. Di novel ini kita akan diajak berpindah dari masa sekarang, masa-yang-dialami-Kiara, ke masa depan, kemudian kembali lagi ke masa lalu, dan akhirnya berakhir di masa sekarang, masa-yang-dialami-Gio.
Seperti yang ada di sinopsis, ketika Kiara sudah merasa dan menemukan cinta pertamanya, ia justru mengalami kecelakaan yang mengakibatkan dirinya koma, dan berpindah ke masa depan. Awalnya saya fikir mungkin keren karena  bisa berpindah dari satu masa, ke masa lainnya, apalagi berpindahnya ke masa depan. Kan asyik, hal yang sebelumnya nggak pernah tahu dan nggak pernah duga di masa depan, kita sudah mengetahuinya. Dan kalo misalnya kita kembali lagi ke masa lalu kan jadi bisa diceritain ke temen-temen dan keluarga apa yang akan terjadi di masa depan. Istilahnya nanti kita bakalan jadi cenayang dadakan karena udah tau masa depan duluan dibandingkan yang lainnya hehehe. Tapi setelah menuntaskan membaca ini, fikiran itu berubah. Saya nggak mau bisa pindah ke masa depan kalo pada akhirnya saya nggak bisa merasakan indahnya hidup ini lagi. Biarkan lah masa depan jadi misteri, jalani aja masa yang sekarang. Lagian kan nggak baik juga mendahului sang pencipta.
Cerita di novel ini ya nggak jauh-jauh tentang percintaan ya, karena tema nya sendiri pun tentang cinta pertama, otomatis cerita yang dikembangkan ya seputar itu. Tentang indah dan manisnya perjumpaan pertama dengan cinta pertama, tentang pahitnya cinta bertepuk sebelah tangan tapi akan ada pengganti dari cinta yang bertepuk sebelah tangan itu, tentang pengalaman mencari dan menemukan dalam sebuah perjalanan cinta, dan tentang kebesaran hati saat ditinggal oleh cinta pertama. Kiara ini orang nya mungil, padahal makan nya banyak banget, bisa dua kali dari ukuran normal, tapi badannya segitu-gitu aja nggak bisa gede. Kan enak, semua perempuan pasti pengen kaya gitu, makan nggak dibatasi tapi badan juga nggak tumbuh banyak lemak. Setelah Kiara mengalami kecelakaan dan koma, dirinya pun tersadar, tapi sadarnya bukan di tahun 2011 (tahun saat Kiara mengalami kecelakaan) melainkan di tahun 2013. Iya 2013, yang artinya adalah masa depan. Dan saat itulah dia bertemu dengan Gio. Pahlawannya. Gio menawari Kiara untuk tinggal bersamanya di apartement miliknya. Karena Kiara tidak tahu harus pergi kemana, akhirnya dia menyetujui untuk tinggal selama sementara sampai dia tahu bagaimana caranya untuk pulang, pulang ke masanya. Dari sini cerita bergulir dengan asyik. Saking asyiknya sampe Kiara baru tersadar bahwa dirinya jatuh cinta pada Gio, cowok sedingin es dan cuek tapi berubah hangat jika sudah berdua dengannya. Hari-hari Kiara begitu menyenangkan jika dilalui bersama Gio. Sampai akhirnya masing-masing dari mereka sadar bahwa cepat atau lambat pasti perpisahan akan segera menyapa mereka, dan mereka harus sudah siap dengan kemungkinan itu.
Perlu diketahui, kisah di novel ini sangat unik dan ceritanya ngalir banget. Saya aja cuma membutuhkan waktu 4 jam untuk menuntaskan novel ini. Rekor banget kaaann? Maksudnya rekor untuk saya pribadi. Soalnya biasanya saya membaca itu bisa 2 hari, (karena kan diselingi sama kerjaan rumah juga dan segala tetek bengek lainnya yang nggak bisa ditinggali) dan mau novel itu tipis banget juga kalo ceritanya nggak seru, pasti bakalan lama juga menghabiskannya. Tapi berbeda dengan novel yang berjudul Melodi ini.
               
           Dan ini ada beberapa Quote yang menurut saya menarik :
  • ·         Cinta itu adalah hal yang paling sederhana namun akan terasa istimewa bila bersama dengan orang yang tepat – hlm 118
  • ·         Untuk merasakan indahnya pulang, katanya seseorang harus berpisah dan pergi – hlm 118
  • ·         Waktu akan terus berputar. Manusia terus berubah. Segala sesuatu terus silih berganti. Tapi akan ada beberapa hal yang tidak akan pernah berubah – hlm 123
  • ·         Yang terpenting dari hidup kita bukanlah mencemaskan masa depan atau mencoba melupakan masa lalu. Yang terpenting adalah masa sekarang ini, masa dimana lo hidup. – hlm 140
  • ·         Terkadang hidup memberikan kejutan-kejutan kecil yang tidak pernah kita duga sebelumnya – hlm 188
  • ·         Cinta pertama. Cinta tanpa syarat. – hlm 217


           Sedikit kritik, didalam novel ini kan ada sedikit membahas tentang gubernur lama (Fauzi Bowo) dan gubernur baru (Joko Widodo). Nah di novel ini si tokoh yang ada didalamnya mengidolakan Joko Widodo. Ya nggak salah sih, kan semua orang punya idolanya masing-masing. Tapi menurut saya lebih baik nggak usah dibicarain, soalnya kan namanya hidup pasti ada pro dan kontra, dan pastinya ada yang suka dan tidak suka dengan Jokowi. Bayangin kalo misalnya pas yang lagi baca novel ini tuh nggak begitu suka dengan Jokowi, dan akhirnya dia nggak mau menuntaskan baca novel ini, gimana? Terus dia cerita-cerita ke temennya yang ngga begitu suka juga sama Jokowi. Kan bahaya, bisa-bisa orang yang tadinya pengen baca, terus terhasut dan akhirnya nggak jadi baca dan beli. Kalo saya sendiri sih nggak begitu masalah, buktinya saya bisa menuntaskan membaca novel ini. Dan lagi, hanya 4 jam. Kritiknya sih cuma itu aja, selebihnya keren kok. Covernya juga cantik. Apalagi ada sesosok pria yang lagi main piano tapi menghadap ke belakang, kesannya jadi misterius dan bikin penasaran.

4 BlueBook untuk novel ini ^^



Filosofi BlueBook


Hae. Disini gue mau ceritain dulu asal mula tercetusnya nama BlueBook. Hahaha aneh ya namanya BlueBook? Tapi biarlah saya senang sama hal-hal yang berbau aneh dan unik, menurut saya aneh dan unik itu kan beda tipis ya. Oke langsung aja ke ceritanya. Blue = Biru. Saya sangat senang dan menyukai sekali warna biru. Karena menurut saya biru itu warna yang sejuk, teduh, indah, damai, dan menyenangkan. Dan warna biru itu juga 70% mewakili warna dunia ini. Jelas dong, karena bumi ini kan terdiri dari 70% laut sedangkan 30% nya daratan. Nah laut warnanya apa? Biru kan? Terus warna langit apa? Biru juga kan? Ya walaupun nggak biru semua tapi dipadukan dengan warna putih, seenggaknya ada warna birunya. Maka dari itu saya sangat menyukai warna biru. Biru itu penuh makna. Kemudian Book = Buku. Saya suka buku, tepatnya Novel. Sebenernya saya suka membaca novel ini baru pas saya duduk dikelas 1 SMA, dulu mah saya nggak suka baca novel. Karena menurut saya apa enaknya baca novel? Tulisan doang bikin mumet, pusying. Enakan juga baca komik ada gambarnya, ada jalan ceritanya. Tapi semua itu berubah sejak negara api menyerang saat saya baca novel untuk pertama kalinya. Saat itu novel yang saya baca adalah Brondong Lover by Stephanie Zen. Dan pada saat itu juga saya langsung jatuh cinta sama novel. Saya jadi rajin pergi ke perpustakaan sekolah cuma buat minjem novel hahaha. Disaat yang lain pergi ke perpus buat minjem buku pelajaran, saya malah minjem novel. Dan karena novel Brondong Lover itu juga saya jadi suka baca novel, ceritanya seru, asyik, menyenangkan lah pokoknya. Dari sini saya belajar, yang penting dicoba aja dulu baru komentar, dan bisa nentuin suka atau enggaknya. Kalo belum dicoba tapi udah bilang enggak suka kan kayaknya kurang adil ya. Dan pada saat itu juga kebayang kalo misalnya dari awal saya baca novel yang bukan selera saya, pasti saya bakalan mikir 2 kali buat mencintai dunia pernovelan. Saya suka baca novel udah dari hampir 3 tahun yang lalu, tapi baru mau nulis Review nya baru-baru ini hehe. Soalnya kalo mau Review suka bingung gimana cara ngreview nya, harus jujur bener-bener jujur, atau diselipi dengan kebohongan? Dan pada akhirnya saya memustukan untuk menulis Review dengan apa adanya. Back to topic, nah karena saya suka dengan 2 hal tersebut (Blue and Book), maka jadilah nama Blog BlueBook ini. Sebenernya ada satu alesan lagi sih, tau kan suara air mendidih? Pasti bunyinya “blubuk blubuk” gitu kan? Nah karena mendengar dan melihat itu lah saya jadi punya ide juga buat nama Blog Buku ini. Kalo orang nyebut nama BlueBook kan pasti jadi kaya ngebayangin 2 hal gitu (menurut saya) pertama ngebayangin blog BlueBook atau ngebayangin suara air mendidih yang mengeluarkan suara blubuk-blubuk (?) ya pokoknya begitu dehhh....
Di blog ini juga saya akan memberikan rating dengan gambar BluBook. Disaat yang lain ngasih rating dengan tanda bintang atau love, saya lebih memilih gambar ini :


soalnya biar sesuai aja sama nama blognya hehehe. Oke. Cukup sudah perkenalannya. Tunggu review pertama dari saya yaa ^^